Apa itu bullying? Bullying dalam bahasa Indonesia berarti penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian. Atau bisa diartikan sebagai perilaku kekerasan fisik ataupun mental, ancaman, atau paksaan untuk mengintimidasi orang lain, yang mana ada satu orang atau lebih yang melakukan penyerangan kepada orang lain.
Bentuk bentuk penindasan (bullying) :
- Bullying fisik
Tindakan bullying dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik, luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya, atau tindakan yang dilakukan secara kasat mata. Siapa saja bisa melihat tindakan merugikan ini karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku dengan korban bullying.
Contoh bullying fisik : Menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, memalak.
- Bullying verbal
Tindakan bullying yang bisa terdeteksi karena bisa tertangkap indra pendengaran.
Contoh bullying verbal : Memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum.
- Bullying mental
Yang terakhir adalah bullying mental, yaitu jenis bullying yang paling berbahaya. Karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya.
Contoh bullying mental : Memandang sinis, memandang penuh ancaman, mempermalukan di depan umum, mendiamkan, mengucilkan.
Efek negatif bullying bagi korban :
- Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit tidur nyenyak, ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
- Menjadi pengguna obat-obatan terlarang.
- Prestasi akademik menurun. Efek ini mungkin bisa terjadi karena korban takut pergi ke sekolah sehingga berdampak kepada kegiatan belajarnya.
- Ikut melakukan kekerasan. Kalangan yang di-bullykemungkinan akan melakukan balas dendam atau mencoba melakukan kekerasan pada dirinya sendiri.
- Takut atau malas berangkat sekolah.
- Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga tidak bisa berinteraksi dengan orang lain.
- Menjadi perundung juga (bully-victim) atau melakukan balas dendam.
Efek negatif bullying bagi pelaku bullying :
- Diberhentikan dari sekolah.
- Menjadi pengguna narkoba atau alkohol.
- Terancam dikenai hukuman pidana karena melakukan kekerasan.
- Melakukan seks di usia dini
- Sering berkelahi
- Berpotensi menjadi kriminal
- Bersikap kasar terhadap pasangan
Ciri-ciri anak yang menjadi korban bully :
- Yang tadinya semangat, kini dia menolak untuk bersekolah.
- Prestasi belajarnya menurun.
- Tiba-tiba kehilangan teman atau menghindari ajakan pertemanan.
- Barang-barang miliknya menghilang atau hancur.
- Mengalami perubahan nafsu makan.
- Mengalami gangguan tidur.
- Kabur dari rumah.
- Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya.
- Mungkin ada luka di tubuhnya
Cara atasi bullying di sekolah :
- Melarang siswa membuat geng.
- Tidak membiarkan ada zona tersembunyi, yang bisa dijadikan tempat berkumpul siswa tanpa pengawasan.
- Membatasi siswa dalam memakai asesoris atau perhiasan ke sekolah.
- Mendistribusikan kawasan sebaran guru di seluruh lingkungan sekolah.
- Pemantauan secara continue di kantin, WC, gerbang, selasar dan arena yang sering dijadikan tempat berkumpulnya siswa.
- Fasilitasi siswa untuk membaca, siapkan bacaan ringan yang berisi kebaikan, nilai-nilai luhur dan akhlak mulia. Biarkan mereka merenungi bacaannya agar kebaikan tumbuh subur di hati mereka.
- Memperbanyak spot dan aktifitas religi di sekolah.
- Mengajak siswa untuk membuat produk pembelajaran kekinian yang berpotensi menumbuhkembangkan bakat mereka, anak-anak zaman net ini tidak suka dinasehati secara langsung. Ajak mereka membuat video nasehat dan kemuliaan, membuat poster, komik, puisi atau menulis cerita tentang kebaikan.
- Membangun kedekatan dengan siswa, tidak malu untuk meminta maaf pada siswa jika ada kekhilafan dalam mendidik mereka, menyajikan pembelajaran dengan ikhlas dan sepenuh hati seperti mendidik anak sendiri.
Untuk guru, orang tua, kerabat, atau teman- temannya mulailah obrolan dengan cara yang halus agar korban bullying mau mengutarakan isi hatinya. Ajari dan bantu dia bagaimana cara menyikapi orang-orang yang berlaku kasar kepadanya, seperti menghindar ketika bertemu dengan mereka atau katakan, “Jangan ganggu saya.” Namun, jangan mengajarinya untuk balas melawan atau melakukan kekerasan kepada para pelaku. Berikan juga semangat untuk tetap percaya diri dengan tetap bergaul dengan anak-anak lain yang baik.
Orang tua juga bisa turun tangan dengan datang ke sekolah, lalu melaporkan orang yang melakukan kekerasan pada anaknya. Dengan begitu, pihak sekolah bisa menanganinya secara langsung dan melaporkannya kepada orang tua yang bersangkutan. Para pelaku bully harus segera ditangani. Orang tua bisa mengajaknya untuk menjalani konseling agar pola pikir dan tindakannya bisa lebih terarah dengan baik.
Tindakan bully adalah masalah serius yang harus segera ditangani. Jika terus dibiarkan, perilaku menyimpang ini bisa merusak anak dan generasi muda.
Ingat, kekerasan dalam bentuk apapun itu berpengaruh sekali dengan kehidupan seseorang. Jadi, kita harus menjaga perkataan juga perbuatan agar tidak melukai orang lain. Kadang hal yang kita anggap biasa saja bisa sangat menyakitkan bagi orang lain. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, kita harus “STOP BULLYING”.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Penindasan
https://summareconbekasi.com/whatson/detail/stop-bullying-pada-anak https://health.kompas.com/read/2020/02/03/102900568/mengenal-jenis-jenis-dan-contoh-perilaku-bullying-yang-kerap-tak-disadari?page=all
https://jovee.id/dampak-bullying-terhadap-kesehatan-mental-dan-fisik-anak/
https://www.halodoc.com/artikel/search/bullyinghttps://brainly.co.id/tugas/27319372