Siapa yang tidak kenal virus COVID- 19? Virus yang sudah merubah kehidupan kita, bahkan kehidupan seluruh manusia di dunia. Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan ketat untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. Social distancing menjadi pilihan berat bagi setiap negara dalam menerapkan kebijakan untuk mencegah penyebaran COVID-19, karena kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan. Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah membuat kelimpungan banyak pihak.
Banyak faktor yang menghambat terlaksananya pembelajaran secara daring, diantaranya penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet, dan biaya pembelian kuota. Pendidikan adalah tanggung jawab mutlak orang tua. Apalagi saat pembelajaran daring seperti ini, mamaksa orang tua untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar anaknya. Banyak pengalaman yang meraka rasakan ketika harus mendampingi. Banyak orang tua yang curhat ke media sosial tatau curhat ke sekolah betapa sulitnya mereka mendampingi anak-anaknya ketika belajar secara daring. Mereka menginginkan anaknya segera bisa kembali bersekolah.
Pada masa pembelajaran daring, jumlah jam pembelajaran juga dikurangi. Apabila pembelajaran secara tatap muka jumlah jam per-minggu sebanyak 40 jam pembelajaran dengan waku 40 menit setiap jamnya, tapi pada saat pembelajaran secara daring, jumlah jam per-minggu menjadi 30 jam pembelajaran dengan waktu 30 menit tiap jamnya.
SMP Negeri 3 Pakem membuat jadwal daring dari jam 07.00 WIB- 10.45 WIB dari setiap hari Senin- Kamis dan jam 07.00 WIB- 09.45 WIB setiap hari Jumat- Sabtu. Sebelum pelajaran dimulai dilakukan pembiasaan pagi selama 45 menit diantaranya literasi, tadarus atau pembacaan kitab suci, sholat dhuha, dan pembiasaan bersih rumah. Kegiatan tersebut dilaporkan kepada guru yang mengajar pada jam pertama. Media yang digunakan guru dalam mentransfer ilmu secara daring diantaranya whatsapp, youtube, googleform, google classroom, google meet, zoom, geschool, power point, quizizz, microsoft word. Jadi secara tidak langsung SMP Negeri 3 Pakem melakukan simulasi sekolah secara daring.
Banyak kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran daring. Kondisi yang sering dijumpai saat pembelajaran berlangsung adalah masalah koneksi internet yang dimiliki siswa, siswa tidak punya kuota, pembelajaran tidak diikuti semua siswa, tugas sering terlambat diserahkan bahkan tidak di kerjakan, siswa belum bangun tidur, siswa malah disuruh orang tua mengerjakan pekerjaan lain. Dengan semua keadaan tersebut terlihat jelas bahwa guru tidak hanya terfokus kepada tercapai atau tidaknya tujuan belajar saja, melainkan guru juga harus mampu menempatkan diri serta bersinergi dengan wali kelas dan juga orang tua/ wali siswa agar tidak ada siswa yang “tertinggal” saat pembelajaran berlangsung.
